Dalam dunia perpipaan industri, pemilihan jenis sambungan pipa bukan sekadar keputusan teknis—ini adalah faktor penentu efisiensi, keamanan, dan keandalan sistem secara keseluruhan. Tiga metode utama yang sering digunakan adalah welding (baik butt weld maupun socket weld), threaded (ulir), dan flanged. Masing-masing memiliki prinsip kerja, keunggulan, dan keterbatasan tersendiri yang perlu dipahami secara menyeluruh.
Artikel ini akan mengupas perbedaan ketiganya dari sisi teknis hingga aplikatif, serta membantu kamu menentukan pilihan terbaik berdasarkan tekanan, suhu, jenis fluida, hingga kebutuhan pembongkaran. Jadi, sebelum memutuskan sambungan mana yang akan digunakan, pastikan kamu tahu mana yang paling cocok untuk sistem dan industri yang kamu jalankan.
Definisi dan Cara Kerja Sambungan Pipa
Dalam dunia perpipaan industri, pemilihan jenis sambungan pipa bukanlah keputusan yang bisa dianggap sepele. Setiap metode sambungan baik itu welding, ulir, maupun flanged memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda.
Memahami dasar dari masing-masing metode ini penting agar sistem perpipaan dapat bekerja secara optimal, aman, dan sesuai dengan kebutuhan teknis di lapangan. Yuk, kita bahas definisi dan prinsip kerja dari tiap jenis sambungan pipa ini.
1. Welding
Sambungan pipa dengan metode pengelasan adalah salah satu teknik penyambungan paling kuat dan permanen dalam sistem perpipaan. Dua tipe utama pengelasan yang umum digunakan adalah Socket Weld (SW) dan Butt Weld (BW). Keduanya memiliki karakteristik, aplikasi, dan standar manufaktur yang berbeda.
a. Socket Weld (SW)
Socket weld adalah metode pengelasan di mana pipa dimasukkan ke dalam soket fitting, lalu dilas pada bagian luar sambungannya. Fitting jenis ini diproduksi berdasarkan standar ASME B16.11, dan banyak digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi, seperti sistem yang membawa fluida beracun, mudah terbakar, atau bernilai tinggi di mana kebocoran sama sekali tidak diperbolehkan.
Socket fitting tersedia dalam kelas tekanan Class 3000, 6000, dan 9000, dan umumnya digunakan untuk pipa berdiameter kecil (Small Bore Piping), khususnya dengan ukuran Nominal Pipe Size (NPS) 2 atau lebih kecil. Lasan yang dihasilkan berbentuk fillet weld, dan untuk proses inspeksi cukup menggunakan deteksi partikel magnetik atau cairan penetran, bergantung pada jenis materialnya.
b. Butt Weld (BW)
Sementara itu, butt weld merupakan metode pengelasan di mana dua ujung pipa disambungkan langsung secara lurus, lalu di las di sepanjang sambungan tersebut. Fitting butt weld diproduksi sesuai dengan ASME B16.9, dan sering digunakan untuk material seperti titanium, baja dupleks, dan paduan berbasis nikel.
Berbeda dengan socket weld, butt weld menghasilkan groove weld yang memberikan kekuatan struktural lebih tinggi dan cocok untuk diameter pipa yang lebih besar. Proses ini memerlukan beveling pada ujung pipa, dan hasil lasan harus melalui pengujian yang lebih ketat seperti radiografi (RT) untuk menjamin tidak adanya cacat atau kebocoran.
Perbandingan Socket Weld vs Butt Weld
Aspek | Socket Weld (SW) | Butt Weld (BW) |
Jenis Lasan | Fillet weld | Groove weld |
Aplikasi | Pipa kecil (NPS 2 ke bawah), fluida berisiko tinggi | Pipa besar, sistem industri berat |
Deteksi Cacat | MT/PT (lebih sederhana) | RT (lebih kompleks & mahal) |
Kekuatan | Lebih rendah dari BW | Lebih kuat dan tahan tekanan |
Biaya & Pemasangan | Fitting lebih mahal, tetapi pemasangan lebih mudah | Fitting lebih murah, tetapi butuh tenaga ahli dan waktu lebih lama |
Untuk memudahkan Anda memahami perbedaan antara sambungan Socket Weld dan Butt Weld, berikut ilustrasi visual yang menunjukkan bentuk dan cara penyambungan kedua metode las ini.

Dari gambar tersebut, Anda dapat melihat bagaimana pipa dimasukkan ke dalam fitting pada Socket Weld, serta sambungan lurus yang dibuat pada Butt Weld. Perbedaan antara las fillet weld dan groove weld juga tampak jelas, sehingga membantu Anda memahami karakteristik dan aplikasi masing-masing jenis sambungan.
2. Threaded Ulir
Sambungan ulir (threaded) adalah metode penyambungan pipa yang menggunakan ulir (drat) di ujung pipa dan fitting untuk menghubungkannya. Ini merupakan salah satu metode penyambungan tertua dan paling sederhana, serta tidak memerlukan pengelasan atau alat khusus dalam pemasangannya. Sambungan ini biasanya mengikuti standar seperti ASME B1.20.1 (untuk ulir NPT – National Pipe Thread), dan digunakan pada sistem bertekanan rendah hingga sedang.
Pipa dan fitting dibuat dengan ulir jantan (male) dan betina (female) yang sesuai. Saat kedua bagian disatukan dengan cara diputar, ulir akan mengunci sambungan secara mekanis. Untuk mencegah kebocoran, biasanya digunakan sealant tambahan seperti PTFE tape (seal tape) atau pasta ulir (pipe dope).
Agar Anda lebih mudah memahami, berikut ilustrasi bentuk ulir jantan dan betina yang saling mengunci secara mekanis:

Kelebihan Sambungan Threaded
- Mudah dan cepat dipasang tanpa perlu pengelasan atau perlengkapan khusus.
- Ideal untuk sistem kecil atau instalasi sederhana.
- Biaya awal lebih rendah karena tidak memerlukan tukang las profesional.
- Mudah dibongkar pasang, cocok untuk sistem yang sering diservis atau dimodifikasi.
Kekurangan Sambungan Threaded
- Kurang cocok untuk tekanan tinggi atau getaran besar, karena ulir bisa longgar dan menyebabkan kebocoran.
- Rentan korosi pada ulir jika tidak ditutup rapat atau tidak dilapisi pelindung.
- Terbatas pada ukuran pipa kecil (umumnya hingga 2 inci saja).
Bisa bocor seiring waktu, terutama jika pemasangan tidak tepat atau ada perubahan suhu ekstrim.
3. Flanged
Flange adalah sebuah komponen berbentuk cincin datar atau melengkung yang biasanya terbuat dari logam atau plastik. Flange dipasang di ujung pipa atau katup untuk menghubungkan dua bagian pipa atau dengan peralatan lain seperti pompa, tangki, atau alat lainnya dalam sistem perpipaan.
Fungsi utama flange adalah:
- Sebagai penghubung antara dua bagian pipa atau peralatan.
- Membentuk sistem perpipaan yang solid dan tahan terhadap tekanan serta suhu tinggi.
- Memudahkan proses perakitan, pemeliharaan, atau penggantian komponen tanpa harus memotong atau merusak pipa.
Agar Anda lebih mudah membayangkan bentuk flange dan penggunaannya, perhatikan ilustrasi berikut ini:

a. Jenis Flange Berdasarkan Class / Rating
Rating atau class menunjukkan kemampuan flange dalam menahan tekanan. Berikut jenis-jenisnya:
- Flange Class 150
Tekanan maksimal: 285 psi (100°F). Cocok untuk sistem tekanan rendah seperti air bersih atau sistem pemadam kebakaran. - Flange Class 300
Tekanan maksimal: 740 psi (100°F). Digunakan pada sistem minyak, gas, dan kimia dengan tekanan sedang. - Flange Class 600
Tekanan maksimal: 1480 psi (100°F). Cocok untuk uap atau pengolahan limbah. - Flange Class 900
Tekanan maksimal: 2220 psi (100°F). Dipakai di pembangkit listrik tenaga uap atau pengolahan kimia. - Flange Class 1500
Tekanan maksimal: 3705 psi (100°F). Digunakan pada sistem offshore atau pengeboran minyak. - Flange Class 2500
Tekanan maksimal: 6170 psi (100°F). Digunakan dalam pengeboran laut dalam dengan tekanan ekstrim.
b. Jenis Flange Berdasarkan Typeface (Permukaan)
Tipe permukaan flange mempengaruhi kemampuan segel dan penggunaannya:
- Raised Face (RF)
Terdapat bagian menonjol di tengah. Umum digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi karena menghasilkan segel yang lebih kuat. - Flat Face (FF)
Permukaan rata sepenuhnya. Cocok untuk tekanan rendah dan mudah dilepas pasang. - Ring Type Joint (RTJ)
Menggunakan cincin logam keras untuk segel, sangat cocok untuk kondisi tekanan dan suhu tinggi seperti di industri minyak dan gas.
c. Jenis Flange Berdasarkan ANSI
Standar ANSI mengklasifikasikan flange berdasarkan bentuk dan cara penyambungan:
- Weld Neck Flange
Paling umum untuk tekanan tinggi, disambung dengan pengelasan pada lehernya. - Slip-On Flange
Mudah dipasang, cocok untuk tekanan rendah sampai sedang. - Blind Flange
Digunakan untuk menutup ujung pipa, biasanya dalam inspeksi dan pemeliharaan. - Lap Joint Flange
Memiliki bagian luar yang dapat digerakkan, cocok untuk penyesuaian posisi pipa. - Threaded Flange
Punya ulir di dalam, cocok untuk sistem yang sering bongkar pasang. - Socket Weld Flange
Pipa dimasukkan ke dalam socket lalu di las, digunakan untuk tekanan tinggi. - Orifice Flange
Dirancang untuk pemasangan orifice plate dalam pengukuran aliran fluida.
d. Jenis Flange Khusus (Special Flange)
Digunakan untuk kebutuhan spesifik di industri, berikut di antaranya:
- Orifice Flange
Untuk mengukur aliran fluida bersama dengan orifice plate. - Standard Connections
Desain standar untuk penggunaan umum seperti air atau gas. - Ring Type Joint Flange
Memberi kekuatan ekstra pada sambungan di tekanan tinggi. - Studding Outlet
Dilengkapi stud untuk memperkuat sambungan pipa. - Expander Flange
Menghubungkan pipa dengan diameter berbeda secara langsung. - Reducing Flange
Menghubungkan pipa berbeda diameter dengan transisi bertahap. - Weldoflange
Disambung langsung ke pipa dengan pengelasan, kuat dan tahan tekanan tinggi. - Orifice Plate
Komponen pendamping Orifice Flange untuk mengukur laju aliran. - Spectacle Blind
Digunakan untuk menutup atau membuka aliran pada sistem pipa (biasanya dipasang seperti kacamata, satu sisi tertutup dan satu sisi terbuka.
Pemilihan Jenis Sambungan Pipa Berdasarkan Kondisi Operasi
Dalam dunia industri, pemilihan jenis sambungan pipa sangat krusial agar sistem perpipaan dapat bekerja secara optimal, aman, dan tahan lama. Berbagai faktor harus dipertimbangkan sebelum menentukan jenis sambungan yang tepat, seperti tekanan dan suhu kerja sistem, karakteristik fluida yang mengalir, serta frekuensi pembongkaran atau perawatan yang dibutuhkan.
Dengan memahami kondisi operasi secara menyeluruh, pengguna dapat memilih sambungan pipa baik itu welding (las), threaded (ulir), maupun flanged (flens) yang paling sesuai dengan kebutuhan teknis dan operasional di lapangan.
1. Pemilihan Sambungan Pipa Berdasarkan Tekanan dan Suhu
Tekanan dan suhu operasi menjadi faktor utama dalam menentukan jenis sambungan pipa yang tepat. Sambungan welding sangat cocok untuk kondisi tekanan dan suhu tinggi karena memberikan kekuatan sambungan yang kuat dan tahan lama.
Sebaliknya, sambungan threaded biasanya digunakan pada sistem dengan tekanan dan suhu rendah hingga sedang. Flanged memiliki fleksibilitas lebih, karena tersedia dalam berbagai kelas tekanan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
2. Pemilihan Sambungan Pipa Berdasarkan Jenis Fluida
Jenis fluida yang dialirkan juga mempengaruhi pemilihan sambungan pipa. Sambungan welding cocok untuk fluida korosif atau berbahaya karena sambungannya yang rapat dan kuat, asalkan material pipa dan sambungan sesuai. Sambungan threaded lebih pas untuk fluida non-korosif dan tekanan rendah, karena ulir sambungan lebih rentan terhadap kebocoran pada kondisi ekstrim.
Sementara itu, sambungan flanged dapat digunakan untuk berbagai jenis fluida, dengan syarat pemilihan gasket dan material flange disesuaikan agar tahan terhadap sifat fluida tersebut.
3. Pemilihan Sambungan Pipa Berdasarkan Frekuensi Pembongkaran
Frekuensi pembongkaran sambungan menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan sambungan pipa. Sambungan welding tidak ideal untuk sistem yang memerlukan pembongkaran atau perawatan rutin karena proses pembukaannya yang rumit dan memerlukan pengelasan ulang.
Sambungan threaded dan flanged jauh lebih praktis untuk pembongkaran dan pemasangan ulang. Di antara keduanya, flanged biasanya lebih disukai pada sistem yang sering dibongkar karena kemudahan dalam pemasangan dan pembongkarannya tanpa merusak pipa.
Aplikasi Sambungan Pipa Berdasarkan Jenis Industri
Berikut bentuk tabel aplikasi sambungan pipa berdasarkan jenis industri (migas, air, makanan) agar mempermudah pemahaman:
Jenis Sambungan | Industri Migas | Industri Air Bersih/ Limbah | Industri Makanan & Minuman |
Welding | Sangat umum (BW & SW digunakan untuk tekanan tinggi, fluida berbahaya) | Umum untuk jaringan utama | Jarang, karena sulit dibersihkan dan tidak higienis |
Threaded (Ulir) | Tidak disarankan, mudah bocor & lepas | Umum pada tekanan rendah & sistem kecil | Tidak higienis, sulit dibersihkan |
Flanged | Umum, mudah bongkar-pasang, cocok tekanan tinggi | Digunakan untuk sambungan besar seperti valve/pompa | Digunakan, terutama tipe hygienic flange untuk sistem CIP (Clean In Place) |
Clamp / Hygienic Fitting | Tidak digunakan | Jarang digunakan | Sangat umum, mudah dibongkar dan dibersihkan, sesuai standar sanitasi |
Compression Fitting | Jarang digunakan | Untuk pipa plastik/PVC di tekanan rendah | Bisa digunakan untuk saluran air bersih dalam ruang produksi |
Memahami karakteristik dan keunggulan dari sambungan pipa las (welding), ulir (threaded), dan flange (flanged) adalah langkah penting untuk memastikan sistem perpipaan yang andal dan tahan lama. Dengan mempertimbangkan faktor teknis seperti tekanan, suhu, jenis fluida, dan kebutuhan perawatan, kamu bisa menentukan jenis sambungan yang paling sesuai untuk kebutuhan industri atau proyek kamu.Untuk solusi terbaik dalam perencanaan sistem perpipaan industri dan pengadaan produk berkualitas, percayakan pada GBA®, mitra terpercaya yang berpengalaman dalam menyediakan produk dan layanan unggulan. Bersama GBA®, pastikan sistem perpipaan kamu dirancang secara optimal, aman, dan efisien.